Malam ini aku berdiri diatas kaki yang lemah dengan leher yang sangat lelah aku terlalu lama melihat keatas sana. Melihat hamparan bintang dan berharap satu diantara mereka akan menjadi lampu tidurku. dari ratusan juta gugus bintang hanya satu yang selalu aku tuju yaitu kamu.
Malam ini logika dan hati ku besitegang mengeluarkan argumen mereka. Ini bukan tentang alasan mengapa hatiku terjatuh dalam jurang hatimu yang gelap. Bukan tentang alasan mengapa aku tetap berada ditempat dimana aku berdiru dari sejak awal aku mencintaimu. Ini lebih berat dari semua itu ini lebih sulit dari sekedar mengutarakan alasan yang logis ataupun irasional. Ini lebih sulit dari sekedar menulis naskah sastra klasik dengan jutaan majas. Fikiranku menegaskan aku untuk segera mengatakan semua yang ku simpan selama ini semua cinta dan perasaan ku padamu. Namun disisi lain hatiku meringkuk menahan takut yang mengombak. Aku tidak bisa menolak perintah otakku karena jujur saja lidah ini sudah ingin sekali menancapkan semua yang kutulis di hati pada telingamu. Namun aku tidak bisa mengingkari hatiku, aku takut. Aku tau jawaban apa yang akan aku terima, tapi bukan jawaban yang aku takutkan. Aku takut tak mampu menerima apa yang kau sayatkan. Aku takut telingaku tak sanggup mendengar cacianmu seperti sambaran petir yang jatuh tepat digendang telingaku. Bukan cinta yang tak terbalas yang aku takutkan. Aku hanya takut cintaku berbalas bencimu. Aku mencintaimu seperti matahari yang menyinari bumi tak pernah berharap akan balasan. Logikaku mengatakan kita tidak akan pernah mendapat jawaban jika kita tidak pernah bertanya. Namun hatiku secara lantang meyakinkan bahwa aku lebih mengenal kamu dan aku bisa merasakan tak mungkin ada cinta disana.
Keajaiban. Itulah pembelaan logikaku yang berusaha menguat kan lisanku dan menegakkan hatiku untuk melakukan hal yang terkesan gila ini. Gila? Iya jelas aku seorang wanita nekad mengungkapkan rasa kepada seorang pria tanpa memperdulikan gengsi ataupun cibiran orang karena bagiku gak ada gengsi untuk kamu. Dan perduli apa dengan omongan orang toh mereka nggak tau susahnya aku untuk ngomong ini. Nggak tau seberapa banyak pertimbangan aku.
Balik lagi ke keajaiban
Engga ada rumus yang bisa memecahkan keajaiban
Engga ada teori yang bisa mendiskrip proses terjadinya keajaiban
Engga ada unsur kimia yang bisa melambangkan keajaiban
Engga ada pendapat ahli yang bisa memungkiri adanya keajaiban.
Keajaiban adalah takdir allah yang sulit dicerna oleh logika dan sifatnya sangat abstrak.
Kamu, ungkapan dan keajaiban.
Aku gak pernah berharap setelah aku mengungkapkan apa yang selama ini aku tanam dihatiku untuk kamu, kamu mau menggenggam tangan aku lalu merangkul aku erat. Jika ditanya mau atau tidak jelas aku mau tapi aku tidak mungkin berharap ada badai es di gunung pasir. Jelas aku tidak akan berharap itu terjadi karena kenyataan diantara kamu dan aku tak pernah memberi cela untuk aku mengantungkan harapan itu. Semua itu terlalu jauh, kaki kecilku tak mampu menggapainya tangan mungilku pun tak sanggup merengkuhnya.
Namun apa yang dikatakan oleh logikaku tidaklah salah "ada jembatan diantara mimpi dan realita" yaitu keajaiban. Aku tidak memungkiri bahwa keajaiban itu kapan saja bisa menyapa ku. Tapi aku tidak mungkin memaksa Allah swt untuk menerbangkan keajaiban diantara aku dan kamu sebagai jembatan cinta kita.
"Aku tidak berharap pada keajaiban itu tapi aku yakin keajaiban itu ada"
Harapan untuk sebuah penerimaan itu pasti ada meskipun keyakinan akan penolakan berdiri jelas disampingnya karena, setiap manusia hanya bisa berharap selebihnya Allah yang memungkinkan. Dan aku percaya jawaban apapun yang aku dengar dari kamu adalah jawaban dari setiap doaku.
Jika penolakan yang aku terima itu tanda nya tidak untuk saat ini atau ada yang lebih baik. meskipun bagiku kamu yang terbaik.
Sebab yang kutau..
"Hati seseorang itu seperti sebuah kerang agar kita tau ada tidak nya mutiara kita harus membuka cangkaknya Meskipun terkadang menyakitkan tapi jika kita tidak menemukan mutiara didalamnya kita bisa mencari kerang yang lain.
Mencintai seseorang dalam diam seperti menunggu mutiara itu akan keluar dengan sendirinya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar