Senin, 12 Desember 2016

Selamat tinggal

Hujan..

Hujan kali ini terasa begitu wangi dan cerah walau tak tersentuh oleh lekungan pelangi. Hujan kali ini terasa begitu segar disetiap cela-cela rerumputan. Hujan kali ini begitu tenang tanpa ada hentakan dari sang kilat yang menyakitkan. Dan hujan kali ini datang dengan begitu damai tanpa ada awan hitam yang menggulung langit. Kali ini hujan kembali membasahiku dengan bituran kenang. Hujan yang datang bersama langit yang teduh dan angin yang membelai membuat aku mengenangmu di sebuah sisi yang berbeda. Sebab hujan yang dahulu ku fikir hujan selalu datang bersama langit kelabu, angin yang memporakporanda dan kilatan yang menyakitkan.

Angin yang selalu datang memporakporandakan aku. Membawa kembali kenang yang ku sisihkan disetiap jalan yang ku lalui. Memelukanku begitu kukuh tapi, tak bisa menerbangkanku kepadamu. Namun kali ini angin datang berhembus begitu syahdu dan menerbangkan sebuah kenang yang ku genggam. Menghempasku dengan mudah membuat aku merasa ringan tanpa rasa yang menyiksa itu.
Hari aku deklarasikan bahwa kamu bukan lagi seseorang yang sangat berarti untuk aku. Hari ini aku mulai melangkahkan kakiku dijalan yang sangat halus bersama dengan kenyataan hidup yang telah menjadi sahabat baruku. Aku tau engkau hanyalah mimpiku, mimpi yang akan tetap menjadi mimpi. Aku yang sejak dulu tak pernah memaksamu untuk mau membuka hatimu kini belajar untuk memaksa hatiku untuk menutup kamu.

Satu hal yang membuat aku tersadar dari pengandaian tetang kamu. “Ternyata cinta yang wajar bukan hanya cinta yang tumbuh tanpa memaksakan kehendak tetapi cinta yang harus dihilangkan karena kehendak tak bisa dipaksakan”

Aku salutkan hatiku yang memcoba dengan tegar menghapus setiap butir fotomu yang mengandung sejuta rindu dalam rintihan do’a beserta puluhan kata yang terukir di media sosialku yang menggambarkan setitik tentang dirimu. Namun aku tak bisa membakar semua puisi yang di didalamnya terdapat kamu beserta kenang yang selalu merantai rindu. Meskipun sajak-sajak itu
terangkai karena hadirmu yang tak terlihat namun selalu memberiku sepaket rindu. Puisiku tetaplah puisiku, mereka adalah bagian dari separangkat karyaku. Tidak bijaksana bagiku jika membunuh mereka hanya karena mereka tertulis diatas namamu.

Lagi pula puisi-puisi itulah yang akan menjadi saksi bisu bagimana aku mencintai kamu yang telah mengubah hidupku menjadi bermakna. Dan bagaimana aku menahan derasnya gelombang rindu yang tak kunjung surut yang selalu menghantamku tanpa ampun. Serta bagaimana aku berdiri diatas kerapuhanku meski berjuta kali kenyataan menjatuhkan aku. Aku harus bangkit dan ini akan menjadi bangkit yang terakhir karena aku berikrar pada diriku tak akan lagi aku menjatuhkan diri pada lubang yang ku sebut cinta.

Meskipun hari ini ku masih tetap mencintaimu dengan rasa yang tak senikmat dulu. Namun aku percaya tak ada yang abadi di dunia ini begitupun rasa cintaku. Aku yakin kelak aku akan berdiri sebagai orang yang pernah mencintaimu walau tak mungkin rasanya menghapus setiap inci kenangan tentang kamu dan rasa ini.

Aku sadar pertemuanku denganmu adalah sebuah cara Tuhan mengajari aku tentang banyak hal terutama tentang bagaimana cara nya sebuah ikhlas lahir tanpa mati. Dan aku harap waktu akan membekukan keadaan. Semoga hari esok aku akan tetap menjadi aku yang sudah mengikhlaskanmu dan kamu akan tetap menjadi kamu yang tak akan bisa menerimaku. Semoga waktu tak menggulung kita. Sebab ku tak ingin menjadi pelajaran bagi hidupmu. Lebih tepatnya penyesalan yang hadirnya tak pernah bisa terjawab. Bagaikan titik di akhir sebuah karya yang keberadaannya tidak menciptakan kalimat baru.

Salam untuk wanita yang paling beruntung..
Lagi-lagi aku bilang wanita yang memilikimu adalah wanita yang sangat beruntung sebab bertahun-tahun aku menunggumu seperti menunggu terbukanya sebuah pintu dari tembok yang sangat jelas tak akan memberiku cela untuk masuk. Tolong jangan sia-siakan wanita yang mencintaimu. Lupakan bahwa aku pernah mencintaimu. Aku akan terus berdoa agar dirimu tak pernah tersia-siakan seperti aku. Aku janji kelak aku akan memperlakukanmu selayaknya kamu memperlakukanku saat ini, yang tidak menginginkan aku untuk ada dan tidak mengizinkan aku untuk mencintaimu.

Selamat tinggal trt
Lelaki yang selama empat tahun menjadi orientasi hidupku
Kamu yang mencampakan aku dengan lembut. Semoga bahagia selalu menyertaimu
Do you know? Kamu masih tetap menjadi lelaki terbaik yang pernah aku kenal

Terima kasih
-Dari aku yang pernah menjadikanmu segalanya-


ini karya terakhir aku untuk kamu